"Banyak yang bilang mirip sama Agnes Monica, jadi gue harap lo bisa bedain yang mana Abi, yang mana Agnes Monica *jangan timpuk gue*"

Feb 21, 2012

Malaikat Tanpa Sayap


Just watched this movie, and guess what.............. I cried.

Pas pertama kali ngeliat trailernya disalah satu stasiun televisi swasta, gue berpikir "wah ada drama anak remaja-tarik-ulur-cinta" dan gue sudah mengira-ngira jalan cerita film ini, kurang lebih begini ceritanya versi pikiran gue. mereka pacaran, cinta setengah mati atau apalah itu, trus si ceweknya ini sering ilang-ilangan gitu, cowoknya galau deh, eh ternyata ceweknya sakit, pas tau itu si cowoknya makin galau, sampe-sampe akhirnya si cewek itu mati, dan cowoknya berpaling sama gue, oke, fokus Bi, FOKUS!!

dan ternyata ekspektasi gue salah. baidewei, sebenernya gue gak begitu yakin sama arti dari 'ekspektasi' itu apa, tapi yaudahlah, biar keren.

trus kok gue bisa nonton film itu? yah.... dari mulut ke mulut aja sih sebenernya, banyak yang bilang katanya bagus gitu filmnya, dan akhirnya gue memutuskan untuk menontonnya.

setelah menyaksikan film ini, ternyata....genre-nya mungkin bisa dibilang drama keluarga. ceritanya gak cuma fokus pada percintaan Vino (Adipati Dolken) dan Mura (Maudy Ayunda) saja, tapi konflik-konflik keluarga dan kehidupan juga ditonjolkan.


Vino, remaja putus sekolah yang sedang mengalami krisis identitas. Kemrosotan drastis pada perekonomian keluarga membuat sang Mama pergi meninggalkan suami dan kedua anak-anaknya, Vino dan Wina. Vino tidak pernah peduli pada masalah keluarganya, sampai akhirnya sang adik, Wina, mengalami kecelakaan dan harus segera dioperasi.

Saat itu, Vino sangat kebingungan bagaimana harus membayar biaya operasi adiknya, karena sang ayah yang tidak memiliki pekerjaan jelas. Sampai akhirnya Vino bertemu dengan Calo yang menawarkan jalan keluar bagi masalahnya, yaitu untuk bersedia menjadi pendonor jantung. Vino tidak langsung menerima tawaran Calo, sampai akhirnya ia sadar bahwa ia tidak memiliki pilihan lain.

Di Rumah Sakit, Vino bertemu dengan Mura, gadis cantik sebayanya yang memiliki kehidupan sangat kontras terhadap kehidupan Vino. Mura memiliki Ayah yang sangat menyayanginya, dan hubungan mereka sangatlah hangat. berbanding terbalik dengan hubungan Vino dan ayahnya yang tidak pernah harmonis.

Pertemuan mereka pada hari itu berlanjut sampai tahap percintaan. Ketika Vino sedang berada pada titik yang bahagia bersama Mura dan perekonomian keluarganya yang mulai membaik akibat uang muka yang ia terima dari Calo, perjanjian itu kembali menghantuinya, Calo menagih janji Vino sebagai pendonor jantung, Vino berusaha mundur dari perjanjian itu, sampai akhirnya Calo memberi tahu Vino bahwa resipien dari jantungnya adalah Mura, yang sedang menunggu 'waktunya' untuk tiba.

itu cerita singkat yang bisa gue share disini. dan pas awal-awal tadi gue bilang gue nangis ya? iya.... gue nangis dibagian Vino dan keluarganya, pokoknya intinya tuh gue lebih nangisin kehidupan pribadinya si Vino ini. dan pas baca sinopsisnya, kelihatannya emang JELAS BANGET kan endingnya gimana? tapi, percaya deh, endingnya itu un-predictable banget, gue aja sempet masang tampang "O_O" pas liat endingnya.

"kita punya pilihan buat jalanin hidup, tapi kita gak punya pilihan, buat mati..."

pislopengaol \m/


No comments: